Suatu hari, gw shalat tahajjud setelah
beberapa minggu ga shalat tahajjud. Gw baru menemukan sebuah pola bahwa saat gw
shalat tahajjud, banyak hal dari mimpi gw yang benar-benar terjadi di kehidupan
nyata. Ga semua sih, tapi sebagian besar seperti itu. Malam itu, gw bangun dan
wudhu. Gw shalat beberapa rakaat dan kemudian berdo’a. Gw berharap, Allah
menunjukkan apa yang seharusnya gw lakukan. Gw berharap, semuanya jadi jelas.
Gw berdo’a, “Ya
Allah, hamba benar-benar tidak tahu apa yang harus hamba lakukan karena hamba
tidak tau apapun tentang masa depan. Hamba pasrah dengan apapun. Tolong aku
untuk melakukan apa yang seharusnya aku lakukan Ya Allah. Aku tidak tau harus
bagaimana.” Setelah itu, adzan shubuh berkumandang dan gw langsung shalat shubuh.
Karena ngantuk, abis shalat shubuh gw tidur lagi. Dan...tanpa disangka, gw pun
bermimpi.
Di mimpi itu, gw dateng ke rumah murid gw
dan ngajar. Saat itu, yang gw ajar adalah Sun Ah. Setau gw, dia dan
keluarganya, kecuali pamannnya, pulang ke Korea beberapa hari yang lalu. Gw pun
nanya ke dia, “kok kamu ga jadi pulang ke Korea?”, dia ga menjawab. Tiba-tiba,
gw melihat Mr.J dateng dari pintu masuk rumah. Sepertinya baru pulang kerja.
Meski kita berpapasan, gw sengaja ga melihat ke arah dia. Di mimpi itu, dia
pake kemeja putih garis-garis biru lengan panjang dan celana jeans biru muda.
Bahkan pakaiannya di mimpi pun gw inget yaa. Hahaha... ga penting banget. Abis
itu, gw pun masuk ke ruang belajar.
Ga lama kemudian, Mr.J masuk ke ruang
belajar. Saat itu kostumnya udah berubah, kalo ga salah, dia pake jaket warna
cokelat. Tingkahnya agak aneh, ga kayak biasanya yang cuma menyapa dan ngomong
sedikit. Dia senyum ke gw dan ngajak
gw ngobrol. Gw lupa dia ngomong apaan. Saat dia ngomong, ekspresinya itu beda,
ga kayak biasanya. Di mimpi itu, dia keliatan lebih luwes ngomongnya. Dia juga
ngomong sambil senyum. Senyumnya ceria banget, padahal di kehidupan
nyatanya ga kayak gitu kalo sama gw.
Tiba-tiba dia megang tangan gw, sedikit, cuma
kena jari manis sama jari kelingking. Gw agak kaget dan cuma diem. Entah apa
yang dia katakan saat itu, gw ga inget. Gw cuma inget dia bilang “maaf”. Saat gw bangun, gw bener-bener bisa
mengingat mimpi tersebut dengan jelas. Mimpi itu terlalu aneh, maybe it’s just
a dream. Awalnya, gw bahagia karena mimpi tersebut, tapi kemudian, gw kembali
mengingatkan diri sendiri supaya ga terbawa perasaan. Cim, semakin lo berharap
dan ga berusaha untuk melupakan, lo akan ngerasa semakin sakit saat suatu hari
nanti perpisahan itu terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar