Kamis, 02 Maret 2017

The 'Kecret' Love Story (Part 248)

“Ciri jatuh cinta itu adalah merasa bahagia dan sakit di waktu bersamaan. Merasa yakin dan ragu dalam satu hela nafas. Merasa senang sekaligus cemas menunggu hari esok. Tak pelak lagi, kau sedang jatuh cinta.” –Tere Liye. Memang benar apa yang Bang Tere Liye bilang, saat seseorang jatuh cinta, perasaan bahagia dan sedih bisa terjadi dalam satu waktu bersamaan. Setiap kali gw bertemu dengan Mr.J, gw merasa bahagia, tapi...di sisi lain, juga merasa sedih karena gw sadar, orang yang saat ini ada di hadapan gw, yang sedang tersenyum ke gw, yang sedang menyapa gw, yang gw cintai dalam diam, ga bisa menjadi milik gw. Sakit banget rasanya.
Banyak temen gw yang bilang kalo gw itu beruntung. Gw punya abi yang punya banyak relasi. Sangat mudah bagi gw untuk mendapatkan jodoh sesuai dengan kriteria yang gw inginkan. Pernah suatu hari, entah berapa bulan yang lalu, abi bilang ke gw, “mbak fat, mbak mau dicarikan calon suami yang seperti apa?. Insya Allah bisa dari Australia, Jepang, Korea, Malaysia, USA (Amerika), atau GB (Great Britain)/Inggris. Apa kriteria calon suami yang diinginkan mbak fat?”. Maksudnya adalah orang Indonesia yang kuliah atau tinggal di negara-negara tersebut yah.
Waaw... kalo gw termasuk golongan manusia normal pada umumnya, sudah pasti gw bakalan milih salah satu dari negara tersebut. Tinggal gw bilang, “mau yang dari Aussie, atau Jepang, atau Korea, atau Malaysia, atau Inggris, atau Amerika”, masalah selesai. Sayang, otak gw saat itu lagi nge-hang. Gw bilang ke abi bahwa gw belum bisa menerima untuk dijodohkan saat itu. Sebenernya, alasan yang sesungguhnya adalah karena gw masih belum bisa melupakan Mr.J. Ya Allah, bisakah aku mengubah jalan cerita ini?. Bisakah Engkau tidak mempertemukan hamba dengan Mr.J?. Hamba lebih baik tidak pernah mengenalnya sama sekali daripada harus menanggung perasaan yang tidak seharusnya ada ini. Ini sangat berat. Gw berharap, ini semua hanyalah mimpi dan kemudian gw segera bangun. Heeem... mulai lagi deh gw ga bisa menerima kenyataan. Astaghfirullahal’adziim...

Ah sudahlah, ga ada gunanya gw mengeluh dengan apa yang terjadi. Semua ini mungkin adalah cobaan buat gw. Gw harus menerima meski ga mudah. Gw sudah bertemu dengan Mr.J, itu fakta. Gw jatuh cinta sama dia, itu juga fakta. Dan yang harus gw lakukan adalah berusaha untuk berhenti menyukai dia. Kita berbeda keyakinan, berbeda agama, itu fakta. Sedalam apapun perasaan gw sama dia, agama tetaplah hal yang paling utama. Cim, by the way... nasib lo ngenes, itu juga fakta loh (*JLEEBBB). Terima saja nasibmu cim...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar