Sabtu, 07 Januari 2017

Precognitive Dream (Part 16)

Tidak ada ilmu pengetahuan (science) yang dapat menjelaskan kenapa mimpi seseorang bisa benar-benar terjadi di kehidupan nyata, apalagi di masa depan. Sementara Islam telah menjabarkan bahwa mimpi memiliki kedudukan tersendiri dalam Islam. Mimpi merupakan salah satu ciri kenabian tapi bukan berarti semua orang yang mimpinya benar-benar terjadi di kehidupan nyata itu Nabi karena itu hanya salah satu dari 46 ciri kenabian. Mimpi yang benar-benar terjadi di masa depan, bisa juga dialami oleh orang Muslim yang paling jujur dalam berbicara, seperti yang dijelaskan pada hadits berikut:
Dari Abu Hurairah, ia berkata, Nabi SAW bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan shalat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Abu Hurairah berkata: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim No.4200)

Banyak ilmuwan berpendapat bahwa di dalam diri manusia terdapat kekuatan yang luar biasa yang belum diketahui seluruhnya. Dengan kekuatan tersebut, orang dapat menemukan hal-hal yang tidak di ketahui sebelumnya. Oleh karena itu, pengingkaran mimpi secara totalitas dan menganggapnya sebagai bunga tidur, sebenarnya merupakan sikap yang sangat ceroboh dan tergesa-gesa. Karena, pengingkaran yang tidak berdasarkan atas dalil adalah pengingkaran terhadap sesuatu yang bersifat supranatural, yang tidak dapat ditangkap panca indera manusia. Mereka hanyalah percaya pada tumpukan materi yang tebal dan tidak percaya pada apa yang Allah berikan kepada manusia, yaitu kemampuan untuk dapat menembus batas waktu dan ruang, serta kemampuan untuk dapat melihat sebagian dari apa yang ada dibalik alam gaib serta dari hal-hal yang disembunyikan dari alam tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar