Minggu, 08 Januari 2017

Precognitive Dream (Part 19)

Dan mimpi-mimpi gw terus berlanjut. Ini terjadi saat gw pulang ke rumah bulan Desember lalu. Hari pertama gw pulang, saat tidur gw bermimpi. Di mimpi tersebut gw lagi ngobrol sama dua orang temen gw yang berprofesi sebagai dokter. Gw bilang ke mereka, “Orang yang punya alergi itu ga bisa sembuh, mereka cuma bisa menghindari penyebab alergi (supaya alerginya ga kambuh)”. Begitulah kira-kira ucapan gw ke temen gw, di mimpi itu.
Bangun tidur, saat gw mau shalat shubuh, gw ngerasa lengan gw agak gatel. Pas gw liat, ternyata lengan gw memerah dan bentol. Sepertinya alergi gw kambuh setelah setahun lebih ga muncul. Gw juga ga tau pasti apa penyebab alergi gw tapi kemungkinan besar adalah cuaca dingin saat imunitas tubuh gw rendah. Gw pun langsung keinget mimpi gw itu, “orang yang punya alergi harus menghindari penyebab alerginya”. Setelah shalat shubuh, gw pun langsung membungkus badan gw pake selimut biar ga kedinginan. Badan gw harus tetap hangat supaya alergi tersebut tidak menyebar. Alhamdulillah, siangnya alergi tersebut menghilang dan ga muncul lagi.
Beberapa hari kemudian, hal tersebut terjadi lagi. Gw kembali bermimpi. Di mimpi tersebut, gw bertemu dengan dua orang saudara jauh gw, mereka kakak adik. Karena mereka masih kecil, saat bertemu dengan gw, mereka mencium tangan gw, salaman gitu. Salah satu dari mereka gw lihat sakit cacar atau campak, gw juga ga begitu jelas ngeliatnya. Saat bangun tidur, gw dapat mengingat dengan jelas mimpi tersebut. Apakah salah satu dari mereka sakit cacar atau campak? Itu yang gw pikirkan saat gw bangun tidur. Tapi kemudian, gw hanya menganggap itu mimpi biasa. "Ah, cuma mimpi. Lagian, mimpinya aneh", begitulah gw berfikir.
Beberapa hari kemudian, gw dan keluarga gw pergi  ke rumah nenek gw. Awalnya, gw ga mau ikut karena seminggu sebelumnya baru aja pergi kesana. Tapi, karena ada hal penting yang harus dilakukan, gw pun ikut. Sesampainya di sana, ternyata dua orang saudara jauh gw tersebut lagi main ke rumah nenek gw, padahal sebelumnya, saat gw pergi ke sana satu minggu sebelumnya, gw sama sekali ga ketemu mereka. Saat melihat gw, mereka pun saliman dan mencium tangan gw karena gw lebih tua dari mereka. Tiba-tiba, gw keinget mimpi gw beberapa hari sebelumnya. Mimpi tersebut... benar-benar terjadi. Yap, gw beneran ketemu sama mereka dan mereka saliman sama gw dan mencium tangan gw. Gw jadi merhatiin mereka, apakah mereka benar-benar sakit cacar atau campak seperti yang ada di mimpi gw sebelumnya?. Sepertinya enggak, mereka sehat-sehat aja. Oh, syukurlah mereka baik-baik aja.

Jadi kesimpulannya, ga semua yang gw mimpikan akan benar-benar terjadi di kemudian hari, kadang hanya sebagian, kadang tidak sama sekali. Oleh karena itu, saat gw bermimpi dan gw bisa mengingat mimpi tersebut dengan jelas saat bangun, gw ga berani menyimpulkan apapun. Hanya waktu yang bisa menjawab apa arti dari mimpi tersebut, atau bahkan mimpi tersebut bisa jadi tidak memiliki arti apa-apa, hanya sekedar bunga tidur dan tidak akan terjadi di kehidupan nyata. Gw hanyalah manusia biasa, hanya nabi yang mimpinya 100 persen benar dan terjadi di kehidupan nyata. Orang Islam biasa seperti gw hanya akan tau arti mimpi tersebut saat sudah benar-benar terjadi di kehidupan nyata. Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar