Setelah seharian mengurung diri di kamar,
keesokan harinya gw memutuskan untuk keluar rumah. Hanya duduk di depan rumah
nenek gw yang posisinya di pinggir jalan raya sambil ngeliat kendaraan yang
lalu-lalang. Gw hanya duduk, menarik nafas dalam-dalam, memandangi kendaraan
yang lalu-lalang, dan kadang melihat jauh ke langit. Sambil melihat ke langit,
hati gw berteriak, “kenapa? kenapa harus aku Ya Allah? Kenapa bukan perempuan
lain saja yang mengalami ini? hamba sudah lelah patah hati berkali-kali. Kenapa
orang lain bisa menikah dengan orang yang dicintainya tanpa harus merasakan
patah hati berkali-kali? Kenapa mereka bisa tapi aku tidak?”. Sunyi. Hanya
suara kendaraan yang bisa gw dengar. Dan gw... kembali menatap jalanan dengan
tatapan kosong.
Keesokan harinya, gw melakukan hal yang
sama. Duduk di depan rumah sambil melihat kendaraan yang lalu-lalang. Mungkin,
dari puluhan orang yang lewat ini, ada beberapa yang pernah mengalami hal yang
serupa dengan gw. Ah, rasanya gw ingin menyudahi ini semua. Pengen rasanya gw
menceburkan diri dari tebing tinggi ke laut, kemudian menghilang. Masalah
selesai. Tapi, hidup ini bukan hanya di dunia saja kan?. Ada akhirat yang
menanti. Dan untuk orang yang sengaja mengakhiri hidupnya alias bunuh diri,
dosanya ga akan diampuni. Masalah bukannya akan selesai, tapi malah akan jauh lebih
berat di akhirat nanti. Inget itu!.
Selasa, Juli 2016. Hari itu adalah hari
ulang tahun FZ. Malemnya, gw menulis surat ucapan ulang tahun pake spidol
warna-warni. Bahkan buat nulis surat itupun rasanya gw ga sanggup. Pelan-pelan
gw tulis suratnya dengan tangan gemetar (*ini serius loh). Dengan sekuat hati
gw tulis surat itu. Selesai nulis surat, gw foto surat tersebut. Keesokan
harinya, gw kirim foto surat itu dan ga lupa juga, gw kirim video piano buat
dia. Setelah semua kekirim, gw pasrah dengan apa yang bakalan terjadi. Hari
itu, gw juga bakalan ngomongin semuanya. Semua yang udah gw pendam beberapa hari terakhir itu.
Jawaban dia saat dapet kiriman itu biasa
aja. Ga seheboh biasanya. Ya maklumlah, keadaannya kan udah beda, dia udah
punya pacar baru dan gw... bukanlah apa-apa lagi. Gw udah ga berarti lagi buat
dia.
Gw
: “Happy birthday ya FZ... ini judulnya Fur FZ (harusnya fur elise). Ya
mirip-mirip lah. Haha
FZ
: “Aduh kak saya kaget. Kakak kok tau?. Makasih banyak ya kaak”
Pesan itu sengaja ga gw baca sampe siang.
Sampe... dia upload foto di path, lagi makan bareng sama pacarnya di sebuah
tempat makan. Tempat makan disini bukan kotak makan yang buat bekel ke sekolah
itu yah, bukan. Tempat makan yang gw maksud adalah Cafe dan sejenisnya.
Yaampuun... gapenting banget yah gw jelasin beginian. Mohon abaikan pemirsah.
Gw yang melihat itu... you know lah gimana rasanya. Saaakkiiiiit banget.
Sebenernya, gw udah punya feeling kalo dia bakalan jalan-jalan sama pacarnya di
hari ulang tahunnya itu. Dan ternyata, itu benar-benar terjadi. Gw pun merasa,
ini waktu yang tepat buat mengungkapkan semuanya. Siang itu, gw putuskan untuk
membalas WA nya.
Gw
: “Iya, waktu itu tau dari lembaran yudisium. Maaf ya, harusnya lagu
ulang tahun. Tapi partiturnya dicari-cari ga ada, terus ga sempet juga karena
mepet pulang kampung. Oh iya, selamat ya... semoga langgeng sama pacarnya J “
FZ
: “Oalah iya kak, makasih banyak ya. Bagus kok”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar