Sabtu, 19 November 2016

The 'Kecret' Love Story (Part 213)

Kadang, pikiran tentang Mr. J muncul lagi. FZ udah mau serius sama elo cim, untuk apa memikirkan orang yang ga mikirin elo?. Gw juga udah mulai menyukai FZ, makannya gw takut kalo ternyata jodoh gw bukan FZ, kalo nanti pada akhirnya, gw dan FZ harus menjalani hidup masing-masing alias berpisah, entah karena apa. Begitulah, semakin elo menyukai seseorang, rasa takut akan kehilangan itu semakin besar (*ca’eelaaaah). Yah yang namanya masa depan dan takdir kan ga ada yang tau. Seyakin-yakinnya kita sama seseorang, kalo ga jodoh ya bisa apa?. Bisa nangis kali yaa.
Kekhawatiran akan perpisahan atau di-PHP-in ini gw tuangkan di twitter. Isinya begini...
“Ga mau di-php-in dan ga mau php in orang. Itu karena gw ga mau disakitin lagi dan menyakiti orang lain nantinya, karena jodoh ga ada yang tau. Kalo pada akhirnya gw yang sakit hati, gw masih bisa terima. Yang ga bisa gw terima adalah saat gw terpaksa harus meninggalkan, menyakiti”
“Takut tersakiti lagi dan lebih takut lagi menyakiti. Cinta itu butuh hati dan logika. Tapi diluar keduanya... ada takdir. Sekarang bukan lagi tentang kamu dan aku, tapi tentang keluargaku dan keluargamu. Bagaimana jika nanti keluargamu tak bisa menerimaku dan sebaliknya?. Aku sudah terbiasa dengan patah hati. Aku hanya takut kamu tidak. Tidak apa jika nantinya aku yang harus sakit. Aku hanya takut kamu yang sakit nantinya. Jikapun hati dan logikaku memilihmu, apakah takdirku pun melakukan hal yang sama?. Aku hanya ingin melindungimu dari rasa sakit yang mungkin nantinya akan datang, yang mungkin tidak akan mudah untuk kau tanggung. Terimakasih telah mencintaiku. Kalaupun bukan, mungkin menyukai saja, atau mungkin hanya mengagumi saja seperti yang orang bilang”
“He maybe likes you, but it doesn’t mean you are the only one he likes. I just... can not believe you that easy. Pernah di-php-in, dikira serius tapi toh akhirnya pergi untuk orang lain. Hari ini dia mungkin menyukaimu, tapi besok, lusa, satu bulan kedepan atau entah kapan, mungkin berubah. Bisa menyukai yang baru atau mungkin mantan. Mungkin ada baiknya berusaha untuk memudarkan rasa yang ada. Bukan apa-apa, hanya tidak ingin disakiti lagi nantinya.”

Dengan beberapa pengalaman patah hati, gw memang jadi lebih kuat. Selain itu, gw juga tau gimana rasa sakitnya ditinggalin orang yang gw suka, makannya gw ga mau gw jadi penyebab orang lain sakit hati. Bagi gw, tersakiti itu lebih baik dibanding gw yang menyakiti. Ada yang bilang, “Wanita sulit jatuh cinta karena lebih baik menunggu pria setia daripada menerima yang datang tapi bisa pergi kapan saja”. Yap, gw harus benar-benar memastikan terlebih dahulu apakah orang yang menyukai gw itu beneran suka atau cuma main-main aja. Kalo ga serius, gw lebih baik menyudahi dari awal dan hanya berteman saja daripada akhirnya sakit hati lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar