Selasa, 01 November 2016

Teacher (Part 6)

Sebenernya, selain proyek dari BPOM tersebut, gw juga lagi ngerjain proyek dari dosen gw yang lagi menyelesaikan disertasinya. Disertasi itu, penelitian untuk lulus S3. Penelitian ini sebenernya ga rumit. Kita cuma wawancara responden di dua rumah sakit. Yang satu RSUD, dan yang satu lagi Rumah Sakit swasta. Yang jadi masalah adalah... dapet respondennya yang susah. Ada banyak kriteria inklusi dan eksklusinya. Kriteria inklusi itu adalah kriteria orang yang bisa dijadikan sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah kriteria orang yang tidak masuk kedalam sampel penelitian.
Jadi simpelnya, kita nyari responden yang dirawat inap dan sudah mau pulang. Udah gitu, ada beberapa ruang rawat inap yang ga masuk kriteria inklusi, misalnya ruang kebidanan. Kadang, sehari cuma ada satu atau dua pasien yang pulang. Karena waktu tunggunya terlalu lama, gw memutuskan untuk berhenti dari penelitian ini. Gw harus melanjutkan tugas survey dari BPOM. Mesi berat, gw harus memilih salah satu karena ga akan bisa melakukan keduanya bersamaan. Selain itu, gw juga harus mengajar selepas survey. So, I don’t have time for that.
Meski lelah, bekerja tak kenal waktu memiliki banyak manfaat. Selain dapet gaji, kerja siang malem juga bikin gw bisa melupakan rasa sakit akibat patah hati. Gw ga punya waktu buat memikirkan hal tersebut karena waktu gw sudah tersita untuk bekerja. Boro-boro mikirin gebetan yang ternyata masih punya pacar, mikirin kerjaan aja ga kelar-kelar, begitulah. Oh iya, waktu itu gw lagi berusaha bangkit akibat patah hati karena si Z. Kisah ini ga perlu gw ceritain lagi karena udah diceritain di The “Kecret” Love Story.

Selesai menunaikan tugas sebagai surveyor keamanan pangan BPOM, gw harus kembali fokus untuk mengerjakan skripsi dan juga mengajar. Iya, saat itu gw lagi menunggu jadwal sidang skripsi keluar. Alhamdulillah... setelah perjuangan panjang penuh lika-liku, gw pun bisa sidang. Meski masih dalam suasana patah hati, gw memilih untuk lebih fokus belajar, memperbaiki skripsi untuk sidang, dan mengajar. Berat memang, tapi gw harus kuat demi orang tua gw. Ada hal yang lebih penting untuk dilakukan dibandingkan dengan memikirkan orang yang menyakiti perasaan. Yap, gw harus kuat, untuk yang kesekian kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar