Rabu, 09 Januari 2013

Tentang mimpi (Pianist 'Part 6')



Les piano, selain butuh keinginan dan semangat, juga butuh biaya yang ga sedikit. Biaya itu terutama buat bayaran les dan beli alatnya. Nah, ini dia yang dulu jadi salah satu kendala buat gw, beli piano. Tiga bulan awal gw les, gw masih bisa jarang latihan karena memang belum begitu sulit. Tapi selanjutnya gw menyadari bahwa gw memang butuh piano. Yang bisa gw lakuin sebelum gw punya piano sendiri adalah rental di tempat les.
Sebetulnya dari semester dua gw udah sering searching harga piano dan keyboard. Yah, cuma sekedar liat-liat aja sih, karena waktu itu gw fikir cita-cita gw yang satu ini agak ga mungkin. Hampir tiap hari, sejak gw beli modem, gw selalu liat-liat di google gambar-gambar piano beserta harganya. Dulu harapan gw ga muluk-muluk. Punya keyboard harga dua juta aja gw udah bahagia banget. Tapi memang Allah lebih tahu tentang hamba-Nya. Yang gw butuh bukanlah keyboard, tapi piano.
Pada suatu hari, sepulang les piano, gw mampir solat di PIM (Pondok Indah Mall). Kocak memang, mampir ke mall elit, dan gw sekedar mau shalat aja (*hehe). Ternyata di sana ada showroom piano. Bisa kebayanglah gimana bahagianya gw. Akhirnya gw pun masuk ke showroom itu. Kalo liat pianonya, hati gw rasanya bahagiaaa banget. NAAMUUUN, saat gw liat price tag nya, mata gw rasanya ga mau liat lebih dari lima detik. Masya Allah....mahaaall paraah. Ya memang wajar sih, gw liatnya yang baby grand. Harganya sekitar 150 jeti. Tau lah nol nya ada berapa.
Selain yang grand, ada juga piano upright sama digital. Piano upright  itu sejenis piano yang mirip meja belajar gitu. Konsepnya sama-sama akustik kek yang grand, cuma bentuknya lebih kecil. Harganya jauuh lebih murah dari yang grand. Tapi sama aja, mahal luar biasa, terutama buat kalangan menengah seperti gw ini. Harganya sekitar 35 jeti sampe 50 jeti an.  Nah, yang terakhir adalah piano digital. Piano ini agak beda dari dua saudaranya, dia ga pake hammer buat menghasilkan suara, pakenya listrik, tapi beda sama keyboard. Harganya jauh lebih murah dari piano upright, tapi ya tetep cukup mahal buat gw, sekitar 13 jetian.
Gw dihadapkan pada dua pilihan waktu itu. Beli piano dan lanjut les, atau berhenti. Selama tiga bulan awal gw les, biasanya gw rental piano di tempat les setelah jam les gw selesai, dan itu biayanya 50 ribu per jam. Lama-lama gw mikir lagi, mendingan sekalian aja beli alatnya sendiri, soalnya kalo dihitung-hitung, mahal juga kalo tiap minggu mesti ngeluarin 50 ribu. Selain itu, waktu latihan satu jam di luar les itu ga cukup ternyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar